ISI IKLAN DILUAR TANGGUNG JAWAB KAMI

SPACE IKLAN hubungi

MARI BELAJAR

PUASA BAGI MUSAFIR

Senin, 14 September 2009



PUASA BAGI MUSAFIR 1


Berpuasa Bagi Musafir (1)

Naskah Hadits (1)

Dari 'Aisyah radliyallâhu 'anha, isteri Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam bahwasanya Hamzah bin 'Amr al-Aslamiy berkata kepada Nabi, "Apakah aku boleh berpuasa di dalam perjalanan?." - Dia seorang yang banyak berpuasa - lalu Beliau bersabda, "Jika kamu mau, silahkan berpuasa dan jika kamu mau, silahkan berbuka (tidak puasa)." (HR.Muslim)

Makna Global

Para shahabat telah menyadari bahwa Allah Ta'ala Yang Maha Pengasih tidaklah memberikan keringanan (rukhshoh) berbuka (tidak berpuasa) di dalam perjalan melainkan semata sebagai rahmat dan welas-asih-Nya kepada mereka.

Hamzah al-Aslamiy termasuk orang yang sangat tahan dan kuat fisiknya sehingga mampu berpuasa, dia seorang yang suka terhadap kebaikan dan banyak berpuasa. Lantas dia bertanya kepada Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam, Apakah dia boleh berpuasa?. Lantas beliau Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam memberikan alternatif kepadanya antara terus berpuasa dan berbuka (tidak berpuasa), maka beliaupun menjawab, "Jika kamu mau, silahkan berpuasa dan jika kamu mau, silahkan berbuka (tidak puasa)."

Kandungan Hadits

Ada beberapa kandungan hadits, diantaranya:

  1. Dispensasi (rukhshoh/keringanan) untuk berbuka di dalam perjalanan karena ia merupakan kondisi yang dimungkinkan mengalami kesulitan di dalamnya.
  2. Terdapat alternatif (pilihan) antara berpuasa dan berbuka (tidak berpuasa) bagi orang yang memiliki fisik yang kuat untuk tetap berpuasa. Yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah puasa bulan Ramadlan. Dan hal ini didapat dari penjelasan hadits yang dikeluarkan oleh Abu Daud dan al-Hâkim bahwasanya Hamzah bin 'Amr berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku punya kendaraan (onta) yang aku pergunakan untuk bepergian dan menyewakannya, siapa tahu aku nantinya bertemu dengan bulan ini, yakni Ramadlan sementara aku memiliki kekuatan (fisik) untuk berpuasa dan aku mendapatkan berpuasa bagi diriku lebih ringan ketimbang mengakhirkannya (mengqadlanya) sehingga lantaran itu menjadi hutang bagiku." Maka, beliau Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam bersabda, "Yang demikian itu yang kamu maui wahai Hamzah?."

Naskah hadits (2)

Dari Anas bin Malik, dia berkata, "Kami pernah bepergian bersama Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam ; namun beliau tidak pernah mencela orang yang tetap berpuasa (dengan mengutamakan) orang yang berbuka dan juga (tidak mencela) orang yang berbuka (dengan mengutamakan) orang yang tetap berpuasa."

Makna Global

Para shahabat pernah bepergian bersama Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam ; sebagian mereka berbuka (tidak berpuasa) dan sebagian yang lain tetap berpuasa sementara beliau Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam menyetujui hal itu semua sebab hukum asalnya adalah berpuasa sementara berbuka adalah sebagai Rukhshoh, sehingga tidak perlu mengingkari orang yang meninggalkan Rukhshoh.

Oleh karena itu, beliau tidak mencela sebagian mereka atas sebagian yang lain dalam hal berpuasa ataupun berbuka.

Kandungan Hadits

Diantara kandungannya adalah:

  1. Bolehnya berbuka (tidak berpuasa) di dalam perjalanan
  2. Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam memberikan persetujuan terhadap tindakan para shahabat baik yang berpuasa ataupun berbuka (tidak berpuasa) di dalam perjalanan. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua-duanya adalah boleh hukumnya.

Adapun mengenai perbedaan ulama seputar hal ini, akan dibicarakan pada kajian yang akan datang, insya Allah.

(Diambil dari kitab Taysîr al-'Allâm Syarh 'Umdah al-Ahkâm karya Syaikh 'Abdullah Al-Bassam, Jld.I, h.424-426)

AKU



 
BIODATA PENULIS

  1. Nama : SUDARTO
  2. Nama panggilan : Suneo, Mbah Darto
  3. Tempat , Tgl lahir : Madiun, 01 Juli 1980
  4. Pekerjaan :
    1. Karyawan diSMPN 1 Kebonsari
    2. Perancang Bangunan Lepas
  5. Status Perkawinan : Kawin.
  6. Riwayat Pendidikan :
    1. SD Negeri Banaran 1, 1986 - 1992
    2. SMP Negeri 1 Geger, 1992 - 1995
    3. SMK 1 Madiun, 1995 - 1998
    4. Menempuh S1 TARBIYAH PAI, baru semester 7 (2009>di UII Madiun, 2006 - .....
    5. Pengalaman Organisasi:
      1. Karang taruna Remaja Bina Citra Ds. Banaran, Jabatan Ketua periode 2000-2008
      2. ANSOR Ranting Ds. Banaran, Jabatan Wakil Ketua periode 2004-2009
      3. Ta'mir Masjid Ulin Nuha UII Madiun, Jabatan Bagian Kemasyarakatan dan Zakat.



Filsafat Islam

Sabtu, 01 Agustus 2009



Filsafat Pendidikan Islam







FILSAFAT ISLAM










1



Kembali Ke Bab 1
Kembali Ke Bab 2
Kembali Ke Bab 3
Kembali Ke Bab 4
Kembali Ke Bab 5
Kembali Ke Bab 6






BAB I




A. PENGERIAN FILSAFAT






HARFIAH dari Fhilo yang berarti Cinta dan sophos yang berarti pengetahuan atau Ilmu.



Dari bahas arab Falasafah yang dari Bahasa Yunani yaitu Philosophia, Philos yang berarti cinta dan Shopia yang berarti Ilmu atau pengetahuan



Filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakekat mengenai segala sesuatu yang ada.


 







2



Kembali Ke Bab 1
Kembali Ke Bab 2
Kembali Ke Bab 3
Kembali Ke Bab 4
Kembali Ke Bab 5
Kembali Ke Bab 6


BAB II




B. PENGERTIAN PENDIDIKAN




 


 
PENDIDIKAN adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik kepada perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.



Unsur utama pendidikan :


  1. Usaha yang bersifat bimbingan, pimpinan, atau pertolongan yang dilakukan secara sadar.
  2. Ada pendidik, pembimbing atau penolong.
  3. Ada yang di didik atau siterdidik.
  4. adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut.
  5. dalam usaha ada alat- alat yang dipergunakan.







3



Kembali Ke Bab 1
Kembali Ke Bab 2
Kembali Ke Bab 3
Kembali Ke Bab 4
Kembali Ke Bab 5
Kembali Ke Bab 6


BAB III




C. PENGERTIAN ISLAM




 
Islam dari kata aslama yuslimu islaman.


Islam berarti berserah diri, selamat, sentosa atau memelihara diri dalam keadaan selamat


Muslim adalah orang yang telah menyatakan dirinya untuk ta’at, berserah diri, ptuh dan tunduk dengan ikhlas kepada Allah Swt.







4



Kembali Ke Bab 1
Kembali Ke Bab 2
Kembali Ke Bab 3
Kembali Ke Bab 4
Kembali Ke Bab 5
Kembali Ke Bab 6


BAB IV




D. FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM




 


Adalah 
 konsep berpikir mengenai kependidikan yang didalamnya berdasarkan atau bersumberkan atau berlandaskan pada ajaran – ajaran islam tentang hakekat kemampuan menusia untuk dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia Muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.



Adalah 
 Pelaksanaan pandangan filsafat dari kaidah filsafat Islam dalam bidang pendidikan yang didasarkan pada ajaran Islam.


 





Kembali Ke Bab 1
Kembali Ke Bab 2
Kembali Ke Bab 3
Kembali Ke Bab 4
Kembali Ke Bab 5
Kembali Ke Bab 6


5



BAB IV




E. RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM




Masalah – masalah yang terdapat dalam kegiatan Pendidikan, baik itu mengenai masalah guru, masalah kurikulum, masalah metode pengajaran dan pembelajaran dan lingkungan.


Ruang lingkup pemikirannya


Bukanlah hal- hal yang mengenai bersifat teknis operasional pendidikan, melainkan segala hal yang mendasari serta mewarnai corak system pemikiran yang disebut filsafat itu.


 





Kembali Ke Bab 1
Kembali Ke Bab 2
Kembali Ke Bab 3
Kembali Ke Bab 4
Kembali Ke Bab 5
Kembali Ke Bab 6


6



BAB IV

F. KEGUNAAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM




 


Tujuan:



  1.  Membantu pembentukan akhlak yang mulia
  2. Persiapan untuk kehidupan didunia dan diakherat.
  3. menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran sehingga pelajar tidaka hanya mengetahui atau mengkaji ilmu bukan sekedar ilmu.
  4. Menyiapkan pelajar dari segi professional, teknis dan perusahaan supaya ia dapat menguasai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu.
  5. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.


Kegunaan:



  1.  Menolong para perancang pendidikan dan orang – orang yang melaksanakannya untuk membentuk watak yang sehat terhadap suatu system pendidikan dalam suatu Negara.
  2. Menjadi azaz yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti yang menyeluruh.
  3. Menolong dalam memberikan pendalaman pemikiran bagi factor-faktor spiritual, kebudayaan, social, ekonomi, dan politik Negara kita.

  4. Menolong para perancang pendidikan Menjadi azaz yang terbaik untuk penilaian, Menolong dalam memberikan pendalaman pemikiran 

  5. Memberikan landasan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan Islam
  6. Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan pendidikan itu.
  7. Melakukan evaluasi terhadap metode yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut.

  8. Memberikan landasan dan mengarahkan, Melakukan kritik dan koreksi, Melakukan evaluasi terhadap metode yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut.


 


METODE PENGEMBANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


  1. Bahan – bahan yang digunakan dalam pengembangan filsafat pendidikan yang tertulis : Al-Qur’an, al-Hadist, ijtihat ulama’, 
  2. Metode pencarian bahan. Yang tertulis dengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan.
  3. Metode pembahasan./analisis sintetis yaitu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis terhadap sasaran pemikiran secara induktif, deduktif, dan analisa ilmiah.
  4. Pendekatan. Analisa untuk menjelaskan fenomena tertentu.


Kembali Ke Bab 1
Kembali Ke Bab 2
Kembali Ke Bab 3
Kembali Ke Bab 4
Kembali Ke Bab 5
Kembali Ke Bab 6

 


 


 




 



































 







Space Iklan harga nego

Iklan OK

PENGUNJUNG

free counters

VISITOR

JUMLAH PENGUNJUNG MULAI PER 24 JUNI 2010 DARI TIAP NEGARA